Alhamdulillah, jadi HT malem-malem.
Terimakasih Momod, Agan yang bantu rekommend, Officer dan Mimin.
Buat yang udah nyendolin, mohon maaf ya ane belum bisa balas
Quote:Percakapan Fiktif
Bagus: Jon.. aku mau minta maaf nih sama kamu..
Joni: Wah, tumben Gus.. Biasanya cuman setahun sekali via SMS. Minta maaf apa?
Bagus: Kemarin kan aku minjam laptop sama motor kamu ya. Nah keduanya raip tadi malam..
Joni: Heh?!
Bagus: Iya, aku jual keduanya buat judi bola. Dan aku gak mau ganti rugi ke kamu, soalnya kalah. Kamu maafin Jon?
Joni: (terdiam)
Bagus: Gimana Jon? Aku kan sudah minta maaf.. Kok gak dimaafin? Kan kita diajarkan untuk memafkan orang Jon..
Joni: Hem.. O iya ya.. Oke, sudah aku maafin kok Gus.. (memafkan dengan tulus)
Mereka berdua pun berpelukan dan kemudian hidup bahagia untuk selamanya.
- The End -
Quote:Gimana cerita di atas? Rasanya sangat tidak masuk akal ya kalau Si Joni langsung memaafkan begitu saja seperti cerita di atas, apalagi tanpa meminta ganti rugi. Lalu gimana pendapatmu soal Bagus, udah berbuat salah, minta maaf cuman kayak gitu, gak mau ganti rugi? Ckck, mudah-mudahan kita gak ketemu sama orang kayak gitu ya..
Maksud cerita diatas, terkadang memang sangat berat untuk memaafkan kesalahan-kesalahan besar. Jadi jangan menuntut orang yang masih dalam proses memaafkan, atau meminta pertanggung jawaban, dengan kata-kata semisal, "Eleh.. gitu aja gak bisa maafin! Katanya agamis, katanya berbudi pekerti, masak orang minta maaf ndag bisa maafin?!"
Oke, lupakan cerita absurd diatas.
Quote:Memaafkan adalah perbuatan yang berat namun sangat mulia, apalagi kalau orangnya tidak mau minta maaf. Minta maaf dengan sangat tulus juga bukanlah hal yang sepele buat dilakukan bagi sebagian orang. Lalu bagaimana bila ada orang yang minta maaf namun cuman berpura-pura. Apakah kamu akan memaafkannya?
Kayaknya berat ya.. Nah, kali ini kita akan berdiskusi bersama soal "Minta maaf yang bukan minta maaf", atau bahasa kerennya Non-apology apology. Seperti apa ya minta maafnya? Atau jangan-jangan kita sering melakukannya? Yuk simak bersama di bawah..
Quote:Permintaan maaf yang bukan permintaan maaf, atau nonpology, adalah pernyataan yang memiliki bentuk permintaan maaf tapi tidak mengungkapkan penyesalan yang diharapkan. Hal ini umum dipakai, baik di dunia politik dan hubungan masyarakat. Dalam hal ini, kebanyakan peminta maaf meminta maaf bukan karena doi menyesal atas tindakannya, tapi lebih karena doi dimintai untuk melakukan minta maaf. Hasilnya doi bisa mendapat pengampunan tanpa harus mengakui kesalahan dan bertanggung jawab.
Kalau di amerika sono, katanya politikus yang sering memakai nonpology ini Pak Donal Trump. Katanya loh ini ya.. Tapi kalau di Indonesia siapa ya?
Quote:Contoh kalimat yang biasa dipakai itu misalnya, "Aku minta maaf kalau kamu merasakan hal itu". Nah, jadi doi kagak menyesal atas perbuatannya, tapi cuman minta maaf, "kalau" udah buat persaan orang laen gak enak. Bahkan dibeberapa keadaan, hal ini menunjukkan sindiran kepada orang yang ditujukan permintaan maafnya. Maknanya bahwa orang itu berlebihan, berkulit tipis, atau tidak rasional dalam menanggapi hal tersebut.
Quote:Contoh lainnya, alih-alih minta maaf langsung kepada pihak yang tersakiti, doi cuman minta maaf secara umum aja. Misalnya, pasang status di Fb, "Buat semua yang merasa tersakiti oleh ku. Aku minta maaf. Kalian sucih aku pendosah." Atau bisa juga buat kofrensi pers, dengan pernyataan yang umum-umum aja, gak ada wabil khusus yang menunjukkan itikad dan ketulusan gitu. Hem..
Quote:Emang sih.. soal tulus gak tulus itu masalah hati, dan masalah hati orang lain gak bisa tau. Tapi setidaknya kan secara dzohir (tampak luar), bisa kita identifikasi ciri-cirinya. Misalnya yak, kamu lagi berkabung karena salah satu anggota keluargamu ada yang meninggal. Terus teman kamu datang memberikan bela sungkawa. Saat kamu menangis, terus dia bilang,"Bro.. turut bela sungkawa yak!", sambil cengengesan, tangan main HP, dan cekikikan. Nah, tentu dari ciri-ciri diatas kita bisa menafsirkan, bahwa doi terindikasi tidak tulus berbela sungkawa. Atau apakah kita mau bilang, yang tau maksud doi cengengesan sambil cekikikan itu cuman doi, dan kita gak berhak menafsirkan ekspresi doi? #n*sronmode
Nah, bagaimana dengan permintaan maaf yang bukan minta maaf, adakah ciri-cirinya? Sebenarnya banyak sih, namun di bawah ini kita sebutkan beberapa saja ciri-cirinya..
Quote:I'm Sorry If I..
"Aku minta maaf, kalau aku..'' Dengan nambahin kata "if" atau "jika", kamu itu masih gak setuju atau paling gak, kamu gak yakin kalau kamu udah berbuat kesalahan. Terus bisa juga kayak gini, "Saya minta maaf jika saya benar-benar melakukan hal seperti itu." Untuk kalimat semisal di atas,cukup kita katakan hal seperti ini "terindikasi" fake apology. Kenapa "terindikasi"? Untuk kehati-hatian aja, supaya kamu gak balik dituntut atas tuduhan mencemarkan nama baik kalau kamu bilang itu "past".
Quote:I'm Sorry That You.."Aku minta maaf bahwa kamu..'' Katanya sih, ini jenis permintaan maaf yang paling "kotor". Karena alih-alih menggunakan kata-kata yang menunjukkan penyesalan, kamu malah menyerang atau menghina keperibadian orang yang kamu mintai maaf. Contoh, "Saya minta maaf bahwa kamu tidak dapat menafsirkan kalimat saya secara dewasa." Atau, "Aku menyesal bahwa kamu menangis terhadap setiap hal kecil"
Atau bisa juga, "Maafin aku udah buat kamu tersinggung cuman karena masalah seple kayak gitu". Gimana pernah nerima permintaan maaf kayak gini? Tabok aja gan orangnya.. Tabok..
Quote:I'm Sorry But.."Aku minta maaf tapi...'' Kayaknya gak asing ya dengar kata-kata ini, "Tapi.." Kayaknya kalau yang ini semua sudah pada faham yak. Jadi initnya setelah meminta maaf kita masih mencari celah buat pembelaan kalau kiat itu gak bersalah, atau gak terlalu bersalah, atau perbuatan kita itu beralasan. "Aku minta maaf. Tapi sebenarnya.." Wah bisa panjang ceritanya kalau udah kayak gitu.
"Kamu tidak berhak menafsirkan ciri-ciri pemintaan maaf palsu. Yang berhak menafsirkan palsu atau tidak, ya orang yang minta maaf! (nu*ron_mode)
Quote:Tidak mau mengulang permintaan maaf.."Joni marah karena Jono udah menghina ibunya dengan sebutan "bitc*h, atau pelac*r. Joni gak terima dong, setelah didesak, akhirnya Jono minta maaf. Namun setelah itu, Jono gak mau minta maaf lagi soal itu dan menganggap persoalan selesai.
Ketika, kita enggan untuk mengucapkan permintaan maaf kembali, berati ada indikasi bahwa kita masih menolak untuk mengakui kesalahan. Dan permintaan maaf pertama hanyalah sebab etika saja. Tentunya kalau kita mangacu pada suatu teori yang lagi booming di internet, ciri-ciri diatas semua cuman indikasi, karena yang berhak menafsirkan apakah hal tersebut tulus atau tidak hanya yang bersangkutan.
Quote:Fake Apologies Sering Dijadikan Playing the Victim
Victim playing, atau dikenal juga dengan playing the victim, atau istilah kita-nya, belagak jadi korban. Adalah isitlah untuk menamai sikap atau mentalitas, dimana seseorang bersikap kalau doi adalah korban, orang yang paling menderita, atau sekan-akan adalah pihak yang dirugikan, menyalahkan keadaan, pokoknya belagak ngenes deh..
Eh, gimana sih kamu! Katanya kamu diajarin untuk memaafkan orang oleh ibumu?! Kenapa kamu tidak mau memaafkan dia?!
Gimana cara kerjanya dengan fake apologies? Jadi, doi minta maaf pakai fake apologies, kita yang tau itu cuman fake berat dong maafin, perlu proses. Nah, ketika itu dia balik nyerang, seolah-olah dia korban karena tidak kita maafkan. Orang-orang pun jadinya nyalahin kita. Gimana, pernah ngerasain, atau kamu yang jadi pelakunya?
Quote:Cukupkah Hanya Minta Maaf?
Cukupkah hanya minta maaf? Memang untuk mengukur ketulusan itu adalah hal yang abstrak. Namun walaupun abstrak, kita tetap bisa mengenalinya. Biasanya permintaan maaf yang tulus akan disertai dengan tindakan-tindakan yang menyertainya. Terutama tindakan untuk bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan.
Misalnya ya, kamu nabrak gerobak Mamang Bakso dengan sepeda motor, yang berakibat jualannya jatuh berantakan. Apakah dengan permintaan maaf saja selesai gitu?
"Mang.. Aku minta maaf.." "Iya dek, ga papa.." Berpelukan.. Bergandengan berjalan menuju matahari terbenam.
Atau, Mang aku minta maaf!" "Tapi dek.." "Wah, gimana sih Mamang?! Masak orang minta maaf gak dimaafin!"
Gak mungkin toh.. pasilah kita harus bertanngungjawab, dengan mengganti erugian Si Abang Bakso. Yap, kata orang barat, "apologize without taking responsibility is a meaningless. Minta maaf tanpa bertanggung jawab itu gak berarti apa-apa. Biar lebih cakep, ane kasih contoh "fiktif" yang yahuud satu lagi yak.. Inget yak, "fiktif"!
Al kisah, ada mahasiswa UI (Universitas Itu) yang membuat video dengan latar kampus dan memakai almamter, dimana isinya berisi "serangan" terhadap Kepala Daerah suatu wilayah. Mendapat banyak kecaman dan tekanan, akhirnya Si Mahasiswa pun meminta maaf.
Apakah permintaan maaf saja cukup bagi pihak yang di "serang" atau merasa "tersakiti"yakni Sang Kepala Daerah? Tentu tidak, berikut cuplikan perkataan Sang Kepala Daerah, wujud tidak terima atas hanya permintaan maaf.
�Saya gak berhak, itu urusan UI (Universitas Itu) ya. Kalau saya, saya pecat dari mahasiswa. Karena gak guna, mahasiswa disekolahin. Karena UI ini dibayar oleh APBN. Jadi kalau kamu lulusan dari PTN, kamu harus sadar, kamu lulus dibayar oleh uang rakyat,� Ujar Sang Kepala Daerah di Balaikota.
Mungkin wajar aja yah, Sang Kepala Daerah di cerita tersebut menuntut demikian. Soalnya katanya mahasiswa tersebut, memakai baju dinas, eh.. almamter, dan properti pemprov, eh.. maksudnya properti kampus, saat bikin video. Hem, kira-kira ada gak ya contoh nyatanya?
Quote:Nah, jadi gitu deh Gan & Sis.. Tiap sesuatu itu akan dimintai pertanggung jawabannya.. Apalagi masalah mulut, ringan di lisan, namun terkadang sangat berat akibatnya.. Minta maaf? Minta maaf sih gampang.. apalagi pakai fake apologies, masalahnya bisa kah kita bertanggung jawab atas kesalahan yang telah kita perbuat hanya dengan minta maaf?
Yap, kalau urusan kita sama Sang Pencipta sih mudah aja, Karena Dia Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Mau kesalahan seabrek dunia pun, kalau kita datang meminta maaf dengan sebenar-benarnnya, maka akan diampuni. Nah, masalahnya ini kalau urusan dengan manusia.. Ada hak-hak yang telah kita renggut, yang harus kita kembalikan. Ada kehormatan yang harus kita dudukkan kembali ditemptanya. Cukup kah hanya dengan minta maaf? Which is a meaningless way to apologize without taking responsibility.
Quote:Sumber:
http://friendship.about.com/od/How_t...on-Apology.htm
http://jezebel.com/sorry-not-sorry-h...logize-5993101
http://www.relevantmagazine.com/life...t-fake-apology
https://en.wikipedia.org/wiki/Non-apology_apology
https://en.wikipedia.org/wiki/Victim_playing
Dan observasi mandiri asal-asalan ane.
Quote:Kalau Agan dan Sista rasa tulisan ini bermanfaat mohon bantuannya buat share, rate5, dan berkomentar dimari yah. Sehingga, thread ini gak cepat tenggelam dan semakin banyak yang baca. .
Akhir kata, mohon maaf dan terimakasih untuk semuanya.
Oia, kalau ada yang mau bantu rekomendasikan thread ini jadi HT, bisa klik disini.
Quote:Oia, kalau ada waktu mampir ke thread ane yang lain ya gan ..
Klik disini.
Terimakasih Momod, Agan yang bantu rekommend, Officer dan Mimin.
Buat yang udah nyendolin, mohon maaf ya ane belum bisa balas
Quote:Percakapan Fiktif
Bagus: Jon.. aku mau minta maaf nih sama kamu..
Joni: Wah, tumben Gus.. Biasanya cuman setahun sekali via SMS. Minta maaf apa?
Bagus: Kemarin kan aku minjam laptop sama motor kamu ya. Nah keduanya raip tadi malam..
Joni: Heh?!
Bagus: Iya, aku jual keduanya buat judi bola. Dan aku gak mau ganti rugi ke kamu, soalnya kalah. Kamu maafin Jon?
Joni: (terdiam)
Bagus: Gimana Jon? Aku kan sudah minta maaf.. Kok gak dimaafin? Kan kita diajarkan untuk memafkan orang Jon..
Joni: Hem.. O iya ya.. Oke, sudah aku maafin kok Gus.. (memafkan dengan tulus)
Mereka berdua pun berpelukan dan kemudian hidup bahagia untuk selamanya.
- The End -
Quote:Gimana cerita di atas? Rasanya sangat tidak masuk akal ya kalau Si Joni langsung memaafkan begitu saja seperti cerita di atas, apalagi tanpa meminta ganti rugi. Lalu gimana pendapatmu soal Bagus, udah berbuat salah, minta maaf cuman kayak gitu, gak mau ganti rugi? Ckck, mudah-mudahan kita gak ketemu sama orang kayak gitu ya..
Maksud cerita diatas, terkadang memang sangat berat untuk memaafkan kesalahan-kesalahan besar. Jadi jangan menuntut orang yang masih dalam proses memaafkan, atau meminta pertanggung jawaban, dengan kata-kata semisal, "Eleh.. gitu aja gak bisa maafin! Katanya agamis, katanya berbudi pekerti, masak orang minta maaf ndag bisa maafin?!"
Oke, lupakan cerita absurd diatas.
Quote:Memaafkan adalah perbuatan yang berat namun sangat mulia, apalagi kalau orangnya tidak mau minta maaf. Minta maaf dengan sangat tulus juga bukanlah hal yang sepele buat dilakukan bagi sebagian orang. Lalu bagaimana bila ada orang yang minta maaf namun cuman berpura-pura. Apakah kamu akan memaafkannya?
Kayaknya berat ya.. Nah, kali ini kita akan berdiskusi bersama soal "Minta maaf yang bukan minta maaf", atau bahasa kerennya Non-apology apology. Seperti apa ya minta maafnya? Atau jangan-jangan kita sering melakukannya? Yuk simak bersama di bawah..
Quote:Permintaan maaf yang bukan permintaan maaf, atau nonpology, adalah pernyataan yang memiliki bentuk permintaan maaf tapi tidak mengungkapkan penyesalan yang diharapkan. Hal ini umum dipakai, baik di dunia politik dan hubungan masyarakat. Dalam hal ini, kebanyakan peminta maaf meminta maaf bukan karena doi menyesal atas tindakannya, tapi lebih karena doi dimintai untuk melakukan minta maaf. Hasilnya doi bisa mendapat pengampunan tanpa harus mengakui kesalahan dan bertanggung jawab.
Kalau di amerika sono, katanya politikus yang sering memakai nonpology ini Pak Donal Trump. Katanya loh ini ya.. Tapi kalau di Indonesia siapa ya?
Quote:Contoh kalimat yang biasa dipakai itu misalnya, "Aku minta maaf kalau kamu merasakan hal itu". Nah, jadi doi kagak menyesal atas perbuatannya, tapi cuman minta maaf, "kalau" udah buat persaan orang laen gak enak. Bahkan dibeberapa keadaan, hal ini menunjukkan sindiran kepada orang yang ditujukan permintaan maafnya. Maknanya bahwa orang itu berlebihan, berkulit tipis, atau tidak rasional dalam menanggapi hal tersebut.
Quote:Contoh lainnya, alih-alih minta maaf langsung kepada pihak yang tersakiti, doi cuman minta maaf secara umum aja. Misalnya, pasang status di Fb, "Buat semua yang merasa tersakiti oleh ku. Aku minta maaf. Kalian sucih aku pendosah." Atau bisa juga buat kofrensi pers, dengan pernyataan yang umum-umum aja, gak ada wabil khusus yang menunjukkan itikad dan ketulusan gitu. Hem..
Quote:Emang sih.. soal tulus gak tulus itu masalah hati, dan masalah hati orang lain gak bisa tau. Tapi setidaknya kan secara dzohir (tampak luar), bisa kita identifikasi ciri-cirinya. Misalnya yak, kamu lagi berkabung karena salah satu anggota keluargamu ada yang meninggal. Terus teman kamu datang memberikan bela sungkawa. Saat kamu menangis, terus dia bilang,"Bro.. turut bela sungkawa yak!", sambil cengengesan, tangan main HP, dan cekikikan. Nah, tentu dari ciri-ciri diatas kita bisa menafsirkan, bahwa doi terindikasi tidak tulus berbela sungkawa. Atau apakah kita mau bilang, yang tau maksud doi cengengesan sambil cekikikan itu cuman doi, dan kita gak berhak menafsirkan ekspresi doi? #n*sronmode
Nah, bagaimana dengan permintaan maaf yang bukan minta maaf, adakah ciri-cirinya? Sebenarnya banyak sih, namun di bawah ini kita sebutkan beberapa saja ciri-cirinya..
Quote:I'm Sorry If I..
"Aku minta maaf, kalau aku..'' Dengan nambahin kata "if" atau "jika", kamu itu masih gak setuju atau paling gak, kamu gak yakin kalau kamu udah berbuat kesalahan. Terus bisa juga kayak gini, "Saya minta maaf jika saya benar-benar melakukan hal seperti itu." Untuk kalimat semisal di atas,cukup kita katakan hal seperti ini "terindikasi" fake apology. Kenapa "terindikasi"? Untuk kehati-hatian aja, supaya kamu gak balik dituntut atas tuduhan mencemarkan nama baik kalau kamu bilang itu "past".
Quote:I'm Sorry That You.."Aku minta maaf bahwa kamu..'' Katanya sih, ini jenis permintaan maaf yang paling "kotor". Karena alih-alih menggunakan kata-kata yang menunjukkan penyesalan, kamu malah menyerang atau menghina keperibadian orang yang kamu mintai maaf. Contoh, "Saya minta maaf bahwa kamu tidak dapat menafsirkan kalimat saya secara dewasa." Atau, "Aku menyesal bahwa kamu menangis terhadap setiap hal kecil"
Atau bisa juga, "Maafin aku udah buat kamu tersinggung cuman karena masalah seple kayak gitu". Gimana pernah nerima permintaan maaf kayak gini? Tabok aja gan orangnya.. Tabok..
Quote:I'm Sorry But.."Aku minta maaf tapi...'' Kayaknya gak asing ya dengar kata-kata ini, "Tapi.." Kayaknya kalau yang ini semua sudah pada faham yak. Jadi initnya setelah meminta maaf kita masih mencari celah buat pembelaan kalau kiat itu gak bersalah, atau gak terlalu bersalah, atau perbuatan kita itu beralasan. "Aku minta maaf. Tapi sebenarnya.." Wah bisa panjang ceritanya kalau udah kayak gitu.
"Kamu tidak berhak menafsirkan ciri-ciri pemintaan maaf palsu. Yang berhak menafsirkan palsu atau tidak, ya orang yang minta maaf! (nu*ron_mode)
Quote:Tidak mau mengulang permintaan maaf.."Joni marah karena Jono udah menghina ibunya dengan sebutan "bitc*h, atau pelac*r. Joni gak terima dong, setelah didesak, akhirnya Jono minta maaf. Namun setelah itu, Jono gak mau minta maaf lagi soal itu dan menganggap persoalan selesai.
Ketika, kita enggan untuk mengucapkan permintaan maaf kembali, berati ada indikasi bahwa kita masih menolak untuk mengakui kesalahan. Dan permintaan maaf pertama hanyalah sebab etika saja. Tentunya kalau kita mangacu pada suatu teori yang lagi booming di internet, ciri-ciri diatas semua cuman indikasi, karena yang berhak menafsirkan apakah hal tersebut tulus atau tidak hanya yang bersangkutan.
Quote:Fake Apologies Sering Dijadikan Playing the Victim
Victim playing, atau dikenal juga dengan playing the victim, atau istilah kita-nya, belagak jadi korban. Adalah isitlah untuk menamai sikap atau mentalitas, dimana seseorang bersikap kalau doi adalah korban, orang yang paling menderita, atau sekan-akan adalah pihak yang dirugikan, menyalahkan keadaan, pokoknya belagak ngenes deh..
Eh, gimana sih kamu! Katanya kamu diajarin untuk memaafkan orang oleh ibumu?! Kenapa kamu tidak mau memaafkan dia?!
Gimana cara kerjanya dengan fake apologies? Jadi, doi minta maaf pakai fake apologies, kita yang tau itu cuman fake berat dong maafin, perlu proses. Nah, ketika itu dia balik nyerang, seolah-olah dia korban karena tidak kita maafkan. Orang-orang pun jadinya nyalahin kita. Gimana, pernah ngerasain, atau kamu yang jadi pelakunya?
Quote:Cukupkah Hanya Minta Maaf?
Cukupkah hanya minta maaf? Memang untuk mengukur ketulusan itu adalah hal yang abstrak. Namun walaupun abstrak, kita tetap bisa mengenalinya. Biasanya permintaan maaf yang tulus akan disertai dengan tindakan-tindakan yang menyertainya. Terutama tindakan untuk bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan.
Misalnya ya, kamu nabrak gerobak Mamang Bakso dengan sepeda motor, yang berakibat jualannya jatuh berantakan. Apakah dengan permintaan maaf saja selesai gitu?
"Mang.. Aku minta maaf.." "Iya dek, ga papa.." Berpelukan.. Bergandengan berjalan menuju matahari terbenam.
Atau, Mang aku minta maaf!" "Tapi dek.." "Wah, gimana sih Mamang?! Masak orang minta maaf gak dimaafin!"
Gak mungkin toh.. pasilah kita harus bertanngungjawab, dengan mengganti erugian Si Abang Bakso. Yap, kata orang barat, "apologize without taking responsibility is a meaningless. Minta maaf tanpa bertanggung jawab itu gak berarti apa-apa. Biar lebih cakep, ane kasih contoh "fiktif" yang yahuud satu lagi yak.. Inget yak, "fiktif"!
Al kisah, ada mahasiswa UI (Universitas Itu) yang membuat video dengan latar kampus dan memakai almamter, dimana isinya berisi "serangan" terhadap Kepala Daerah suatu wilayah. Mendapat banyak kecaman dan tekanan, akhirnya Si Mahasiswa pun meminta maaf.
Apakah permintaan maaf saja cukup bagi pihak yang di "serang" atau merasa "tersakiti"yakni Sang Kepala Daerah? Tentu tidak, berikut cuplikan perkataan Sang Kepala Daerah, wujud tidak terima atas hanya permintaan maaf.
�Saya gak berhak, itu urusan UI (Universitas Itu) ya. Kalau saya, saya pecat dari mahasiswa. Karena gak guna, mahasiswa disekolahin. Karena UI ini dibayar oleh APBN. Jadi kalau kamu lulusan dari PTN, kamu harus sadar, kamu lulus dibayar oleh uang rakyat,� Ujar Sang Kepala Daerah di Balaikota.
Mungkin wajar aja yah, Sang Kepala Daerah di cerita tersebut menuntut demikian. Soalnya katanya mahasiswa tersebut, memakai baju dinas, eh.. almamter, dan properti pemprov, eh.. maksudnya properti kampus, saat bikin video. Hem, kira-kira ada gak ya contoh nyatanya?
Quote:Nah, jadi gitu deh Gan & Sis.. Tiap sesuatu itu akan dimintai pertanggung jawabannya.. Apalagi masalah mulut, ringan di lisan, namun terkadang sangat berat akibatnya.. Minta maaf? Minta maaf sih gampang.. apalagi pakai fake apologies, masalahnya bisa kah kita bertanggung jawab atas kesalahan yang telah kita perbuat hanya dengan minta maaf?
Yap, kalau urusan kita sama Sang Pencipta sih mudah aja, Karena Dia Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Mau kesalahan seabrek dunia pun, kalau kita datang meminta maaf dengan sebenar-benarnnya, maka akan diampuni. Nah, masalahnya ini kalau urusan dengan manusia.. Ada hak-hak yang telah kita renggut, yang harus kita kembalikan. Ada kehormatan yang harus kita dudukkan kembali ditemptanya. Cukup kah hanya dengan minta maaf? Which is a meaningless way to apologize without taking responsibility.
Quote:Sumber:
http://friendship.about.com/od/How_t...on-Apology.htm
http://jezebel.com/sorry-not-sorry-h...logize-5993101
http://www.relevantmagazine.com/life...t-fake-apology
https://en.wikipedia.org/wiki/Non-apology_apology
https://en.wikipedia.org/wiki/Victim_playing
Dan observasi mandiri asal-asalan ane.
Quote:Kalau Agan dan Sista rasa tulisan ini bermanfaat mohon bantuannya buat share, rate5, dan berkomentar dimari yah. Sehingga, thread ini gak cepat tenggelam dan semakin banyak yang baca. .
Akhir kata, mohon maaf dan terimakasih untuk semuanya.
Oia, kalau ada yang mau bantu rekomendasikan thread ini jadi HT, bisa klik disini.
Quote:Oia, kalau ada waktu mampir ke thread ane yang lain ya gan ..
Klik disini.
Reserved for komen menarik menurut ane (subjektif):
Quote:Original Posted By equator.bear ?
mau minta maap tapi malu
btw. sekarang jarang yak, trit hate yang ngangkut komen ke pejwan...
Kalau ane, kalau ada keluangan waktu, ane angkat kedepan kok gan yang menarik buat ane, ini buktinya
Quote:Original Posted By genetronik ?
sebenarnya hal ini "sudah saya duga" sejak dulu
udh ane terapin dalam hidup ane, for eks sambel kalo pas lebaran, instead of ane bilang "maafin saya kalo saya ada salah kata atau perbuatan....." , ane pikir lebih baik ane bilang "maafin saya atas kesalahan perbuatan atau kata2 yg pernah saya perbuat....", yaa seperti yg TS bilang maaf disertakan dengan kata2 seperti "misalnya,kalau,jika...." kayanya sama aja kita tuh tidak menyadari atau menyepelekan atau memutar balikkan kesalahan atau bahkan menganggap tidak ada kesalahan2 kita terhadap orang yg kita minta maafnya, maaf cm sebagai formalitas. Once again, nobody's perfect.
Sorry actually not the hardest word , from my POV
Quote:Original Posted By equator.bear ?
mau minta maap tapi malu
btw. sekarang jarang yak, trit hate yang ngangkut komen ke pejwan...
Kalau ane, kalau ada keluangan waktu, ane angkat kedepan kok gan yang menarik buat ane, ini buktinya
Quote:Original Posted By genetronik ?
sebenarnya hal ini "sudah saya duga" sejak dulu
udh ane terapin dalam hidup ane, for eks sambel kalo pas lebaran, instead of ane bilang "maafin saya kalo saya ada salah kata atau perbuatan....." , ane pikir lebih baik ane bilang "maafin saya atas kesalahan perbuatan atau kata2 yg pernah saya perbuat....", yaa seperti yg TS bilang maaf disertakan dengan kata2 seperti "misalnya,kalau,jika...." kayanya sama aja kita tuh tidak menyadari atau menyepelekan atau memutar balikkan kesalahan atau bahkan menganggap tidak ada kesalahan2 kita terhadap orang yg kita minta maafnya, maaf cm sebagai formalitas. Once again, nobody's perfect.
Sorry actually not the hardest word , from my POV
reserved 2
reserved 3
baru baca pembukaan nya aja uda ngenes gua bray
baru baca pembukaan nya aja uda ngenes gua bray
adek mo nenen pagi dulu om
aku memaafkan kamu, tapi maaf yah untuk lanjut tidak
Ane minta maaf kalo ane lom baca trit ente
Minta maaf bukan berarti semuanya selesai, Tapi awal kalau kita udah sadar bahwa kita salah dan harus memperbaikinya
Komen dulu baru baca biar ga ke abisan pejwan
edited
Baca awalnya ngenes bgt bray hamil sama temen kantor Minta maaf saja emang ga berarti apa apa bray, Misalnya aja temen ane minjem sesuatu barang ke ane lalu pas dibalikin barangnya rusak dan doi cuma bilang maaf sedangkan ane sendiri harus service bahkan ganti baru
edited
Baca awalnya ngenes bgt bray hamil sama temen kantor Minta maaf saja emang ga berarti apa apa bray, Misalnya aja temen ane minjem sesuatu barang ke ane lalu pas dibalikin barangnya rusak dan doi cuma bilang maaf sedangkan ane sendiri harus service bahkan ganti baru
TS pernah/sering ketemu orang yang ga bisa bedain antara kita dan kami ga?
Super sekali.
"apologize without taking responsibility is a meaningless"
sering banget sih kasus kyk gini sehari-hari
biasanya yaa... .
mungkin masyarakat kita udah terlalu sering memaklumkan
maklumin aja lah
udah minta maaf ini
toh kita ngga rugi-rugi amat
sering banget sih kasus kyk gini sehari-hari
biasanya yaa... .
mungkin masyarakat kita udah terlalu sering memaklumkan
maklumin aja lah
udah minta maaf ini
toh kita ngga rugi-rugi amat
Gak
Gak
Gak
Gak
Gak
Gak
Gak
Percakapan fiktifnya
maaf ane numpang mejeng di pejwan aja deh...
Non-apology apology....
Gan ane minta maap klo suka kejang di trit orang
Minta maaf seperlunya aja gan
pejwan saya tutup ya
kepercayaan adalah hal yang sangat mahal, jangan pernah di khianati..
Via: Kaskus.co.id
kepercayaan adalah hal yang sangat mahal, jangan pernah di khianati..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar